JAKARTA - Partai-partai berideologi Islam dan berbasis massa Islam dinilai kurang
maksimal dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilu 2014. Ketua PP
Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, menam yang ada.
"Partai Islam tidak mempersiapkan diri secara maksimal. Isu-isu saat ini tidak dikelola dengan baik menjadi isu-isu pro umat islam," ungkap Saleh saat dihubungi Republika, Rabu (27/6).
"Partai Islam tidak mempersiapkan diri secara maksimal. Isu-isu saat ini tidak dikelola dengan baik menjadi isu-isu pro umat islam," ungkap Saleh saat dihubungi Republika, Rabu (27/6).
Dia mencontohkan dalam pembahasan Undang-Undang di parlemen, partai Islam tidak melibatkan ormas-ormas Islam. Padahal, Undang-Undang tersebut sangat penting untuk masa depan bangsa.
Di sisi lain, tutur Saleh, partai-partai berideologi nasionalis mencoba lebih agresif untuk meraup suara dari umat Islam. Termasuk, melibatkan partisipasi umat Islam dalam penyusunan Undang-Undang. "Tidak heran survei yang ada sekarang memperlihatkan hasil yang belum memuaskan untuk suara partai Islam," ujar Daulay.
Ia pun meminta partai Islam kembali kepada ideologi yang memperjuangkan kesejahteraan umat. Sehingga, partai Islam tidak terpecah dengan simbol dan bendera yang selama ini menjadi identitas masing-masing partai.
"Agenda politik pun harus disamakan antara partai Islam dengan umat Islam. Oleh karena itu mereka harus rajin berkomunikasi dengan ormas terutama mainstream," jelasnya.
Tidak hanya itu, Daulay meminta partai-partai Islam kecil melakukan penyatuan. Dengan electoral trasehold sebesar 3,5 persen, ungkapnya, akan suli bagi partai Islam kecil untuk lolos verifikasi. Pasalnya, tutur Daulay, jumlah partai islam saat ini terlalu banyak sehingga membingungkan para konstituen.
Sumber : REPUBLIKA online
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan komentar yang sopan dan tanpa menyinggung siapapun, terimakasih atas partisipasinya.