Sebelum
Kyai Haji Ahmad Dahlan wafat, ia berpesan kepada para sahabatnya agar
tongkat kepemimpinan Muhammadiyah sepeninggalnya diserahkan kepada Kiai
Haji Ibrahim, adik ipar KH. A. Dahlan. Mula-mula K.H. Ibrahim yang
terkenal sebagai ulama besar menyatakan tidak sanggup memikul beban
yang demikian berat itu. Namun, atas desakan sahabat-sahabatnya agar
amanat pendiri Muhammadiyah bisa dipenuhi, akhirnya dia bisa
menerimanya. Kepemimpinannya dalam Muhammadiyah dikukuhkan pada bulan
Maret 1923 dalam Rapat Tahunan Anggota Muhammadiyah sebagai Voorzitter Hoofdbestuur Moehammadijah Hindia Timur (Soedja‘, 1933: 232).
Showing posts with label tokoh - tokoh muhammadiyah. Show all posts
Showing posts with label tokoh - tokoh muhammadiyah. Show all posts
24 April 2013
26 February 2013
KH Ahmad Dahlan
Bagian I
Andai saja pada tahun 1868 tidak lahir seorang bayi bernama Muhammad Darwisy (ada literatur yang menulis nama Darwisy saja), Kampung Kauman di sebelah barat Alun-alun Utara Yogyakarta itu boleh dibilang tak memiliki keistimewaan lain, selain sebagai sebuah pemukiman di sekitar Masjid Besar Yogyakarta. Sejarah kemudian mencatat lain, dan Kauman pada akhirnya menjadi sebuah nama besar sebagai kampung kelahiran seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia, Kiai Haji Ahmad Dahlan: Sang Penggagas lahirnya Persyarikatan Muhammadiyah pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan 18 November 1912.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Powered by Blogger.